Pemakaman almarhum Muara Bagdja (Foto: Runi/Okezone)
KETIKA banyak orang seperti diperbudak gadget dan menjadikan handphone bagian dari kebutuhan hidup, Muara Bagdja tak demikian. Dia hanya mengandalkan e-mail atau telepon kantornya untuk membantu proses kreatifnya di dunia mode.
Di balik sosok kreatifnya, pengamat mode senior Muara Bagdja merupakan sosok unik. Muara bekerja tanpa dering handphone atau smart phone yang menjadi raja di zaman modern ini. Sebaliknya, pria kelahiran 19 Januari 1957 ini hanya mengandalkan akun e-mail untuk berhubungan dengan klien dan rekan-rekannya.
Nama Muara di dunia mode memang bukanlah sosok asing. Kiprahnya sebagai redaktur mode, pengamat mode, penulis lepas, pengarah gaya, kontributor di berbagai koran dan majalah wanita ibu kota, editor buku, pembicara seminar dan talkshow, narasumber acara mode, pengarah gaya pemotretan sampul album penyanyi, pengarah gaya pemotretan buku, dan koordinator media, begitu dikenal luas.
Dari sana, kalimat-kalimat indah yang teruntai lewat tulisan dan pembicaraan yang dilontarkannya dapat dinikmati publik. Di mata rekan-rekannya, Muara dikenal sebagai sosok ramah, bersahaja, banyak mendengarkan, tidak banyak berbicara, tidak ingin merepotkan orang, serta tidak memegang handpone untuk berkomunikasi dengan siapapun. Sikap itu dipertahankannya hingga dia menghembuskan nafas terakhir di RSCM Kencana, Jakarta, 30 April 2012, pukul 20.35 WIB.
Perihal kebiasannya tersebut, rekan-rekannya pun begitu mafhum terhadap keputusannya. Karenanya, komunikasi biasa dilakukan lewat e-mail, telepon kantor, atau langsung melakukan pertemuan.
“Karena Mas Muara tidak ada handphone, saya lebih sering menelepon ke kantornya atau melalui Mas Dedy, rekannya,” tutur Lenny Agustin kepada Okezone melalui ponselnya, Selasa (1/5/2012).
Hal senada juga diungkapkan sosok desainer lainnya, di antaranya Taruna K Kusmayadi dan Chenny Han.
Taruna menuturkan bahwa Muara adalah orang yang pendiam dan konsisten. “Dari dulu, dia tidak mau memiliki handphone,” tuturnya.
Desainer dan pakar tata rias Chenny Han turut membenarkan hal tersebut. “Mas Muara itu lebih suka berkomunikasi lewat e-mail atau ketemuan di coffee shop,” tutupnya.
(tty)
Di balik sosok kreatifnya, pengamat mode senior Muara Bagdja merupakan sosok unik. Muara bekerja tanpa dering handphone atau smart phone yang menjadi raja di zaman modern ini. Sebaliknya, pria kelahiran 19 Januari 1957 ini hanya mengandalkan akun e-mail untuk berhubungan dengan klien dan rekan-rekannya.
Nama Muara di dunia mode memang bukanlah sosok asing. Kiprahnya sebagai redaktur mode, pengamat mode, penulis lepas, pengarah gaya, kontributor di berbagai koran dan majalah wanita ibu kota, editor buku, pembicara seminar dan talkshow, narasumber acara mode, pengarah gaya pemotretan sampul album penyanyi, pengarah gaya pemotretan buku, dan koordinator media, begitu dikenal luas.
Dari sana, kalimat-kalimat indah yang teruntai lewat tulisan dan pembicaraan yang dilontarkannya dapat dinikmati publik. Di mata rekan-rekannya, Muara dikenal sebagai sosok ramah, bersahaja, banyak mendengarkan, tidak banyak berbicara, tidak ingin merepotkan orang, serta tidak memegang handpone untuk berkomunikasi dengan siapapun. Sikap itu dipertahankannya hingga dia menghembuskan nafas terakhir di RSCM Kencana, Jakarta, 30 April 2012, pukul 20.35 WIB.
Perihal kebiasannya tersebut, rekan-rekannya pun begitu mafhum terhadap keputusannya. Karenanya, komunikasi biasa dilakukan lewat e-mail, telepon kantor, atau langsung melakukan pertemuan.
“Karena Mas Muara tidak ada handphone, saya lebih sering menelepon ke kantornya atau melalui Mas Dedy, rekannya,” tutur Lenny Agustin kepada Okezone melalui ponselnya, Selasa (1/5/2012).
Hal senada juga diungkapkan sosok desainer lainnya, di antaranya Taruna K Kusmayadi dan Chenny Han.
Taruna menuturkan bahwa Muara adalah orang yang pendiam dan konsisten. “Dari dulu, dia tidak mau memiliki handphone,” tuturnya.
Desainer dan pakar tata rias Chenny Han turut membenarkan hal tersebut. “Mas Muara itu lebih suka berkomunikasi lewat e-mail atau ketemuan di coffee shop,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar